Buah dewandaru mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat luas, namun buah ini memiliki sejarah panjang dan nilai budaya yang tinggi, terutama di daerah Jawa. Buah ini berasal dari pohon dewandaru (Eugenia uniflora), yang juga dikenal dengan nama Surinam cherry atau pitanga. Selain bentuknya yang unik dan rasanya yang khas, buah dewandaru menyimpan banyak manfaat baik untuk kesehatan maupun sebagai tanaman hias yang menarik.
Ciri-ciri Buah Dewandaru
Buah dewandaru memiliki bentuk kecil dan bulat berlekuk seperti labu mini, dengan warna yang berubah-ubah sesuai tingkat kematangannya. Saat muda, buah ini berwarna hijau, lalu berubah menjadi oranye, merah, hingga merah tua keunguan saat matang sempurna. Kulit buahnya tipis dan mengilap, dengan daging buah yang berair dan rasa yang unik—perpaduan antara manis dan sedikit asam.
Pohon dewandaru sendiri termasuk tanaman perdu yang bisa tumbuh hingga 5–7 meter. Daunnya kecil, mengkilap, dan tumbuh rimbun, menjadikannya cocok sebagai tanaman hias atau pelindung halaman rumah. Selain buahnya yang menarik, pohon ini juga mengeluarkan aroma khas yang harum, terutama ketika buah mulai matang.
Habitat dan Penyebaran
Buah dewandaru bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari Amerika Selatan, khususnya Brasil dan Uruguay. Namun, tanaman ini telah lama dibudidayakan di Indonesia, terutama di wilayah Jawa dan Bali, bahkan menjadi bagian dari budaya lokal.
Pohon dewandaru tumbuh subur di daerah beriklim tropis dan subtropis, serta dapat hidup di tanah yang cukup kering hingga lembap. Tanaman ini cukup tahan terhadap cuaca panas dan tidak memerlukan perawatan khusus, menjadikannya cocok sebagai tanaman pekarangan atau penghijauan kota.
Manfaat Buah Dewandaru untuk Kesehatan
Buah dewandaru kaya akan vitamin A dan C, antioksidan, serta senyawa-senyawa aktif seperti flavonoid dan tanin. Kombinasi ini membuat buah dewandaru bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh, menyehatkan kulit, serta membantu mencegah penuaan dini.
Dalam pengobatan tradisional, daun dan buah dewandaru sering digunakan untuk menurunkan tekanan darah, mengontrol kadar gula darah, serta meredakan peradangan. Air rebusan daun dewandaru dikenal berkhasiat untuk kesehatan jantung dan sistem peredaran darah.
Nilai Budaya dan Potensi Ekonomi
Selain manfaat kesehatannya, buah dewandaru juga memiliki nilai filosofis dan spiritual dalam budaya Jawa. Konon, pohon dewandaru dipercaya membawa keberkahan dan ketenangan bagi lingkungan sekitarnya. Tak heran jika pohon ini sering ditanam di dekat pura, masjid, atau rumah tradisional.
Dari sisi ekonomi, buah dewandaru berpotensi dikembangkan sebagai bahan baku minuman, selai, sirup, atau suplemen herbal. Rasa buah yang unik dan kandungan gizinya membuatnya cocok untuk pasar produk alami dan organik yang kini tengah naik daun.